Zero-Shot, One-Shot, dan Few-Shot Prompting: Apa Bedanya?

Artificial Intelligence (AI) makin canggih dan udah jadi bagian dari banyak hal, mulai dari bikin konten, bantu coding, sampai ngobrol kayak manusia beneran. Tapi di balik semua itu, ada satu konsep penting yang bikin AI bisa secanggih ini: prompting. kalau pernah ngobrol sama AI kayak ChatGPT, pasti udah familiar sama berbagai cara buat ngarahin jawaban modelnya.

Kalau kamu sering pakai tools AI kayak ChatGPT, pasti pernah dengar istilah zero-shot prompting, one-shot prompting, and few-shot prompting. Tapi, apa sih maksudnya? Kenapa penting buat ngerti perbedaannya? Dan yang paling penting, mana yang paling cocok buat kebutuhan kamu? Di blog ini, kita bakal bahas satu per satu, ngebandingin kelebihan dan kekurangannya, plus kasih contoh nyata biar kamu lebih paham cara pakainya.

Apa Itu Prompting dalam AI?

Singkatnya, prompting adalah cara kita kasih instruksi ke AI biar dia bisa kasih jawaban yang sesuai sama yang kita mau. Sama kayak ngasih arahan ke manusia, cara kita nulis prompt bisa bikin hasil yang dihasilkan AI jauh lebih bagus atau malah ngaco.

Misalnya, kalau kamu cuma ngetik “bikin email,” AI mungkin bakal bingung harus bikin email kayak gimana. Tapi kalau kamu lebih spesifik, kayak “bikin email formal buat kasih tahu klien soal update produk,” hasilnya pasti lebih sesuai.

Di dunia AI, ada tiga cara utama buat nge-prompt model bahasa: zero-shot, one-shot, or few-shot prompting. Perbedaan utamanya ada di seberapa banyak contoh yang kita kasih ke AI sebelum dia kasih respons.

Zero-Shot Prompting: AI Jalan Sendiri Tanpa Contoh

Zero-shot prompting itu cara paling simpel. Kamu cukup kasih satu perintah tanpa contoh apa pun, dan AI bakal jawab berdasarkan data yang dia punya dari hasil training.

Misalnya, kalau kamu ketik:
“Jelaskan apa itu startup.”

AI bakal langsung kasih jawaban berdasarkan pengetahuannya. Karena model kayak GPT-4 udah dilatih pakai banyak data, dia bisa kasih jawaban yang cukup akurat meskipun nggak dikasih contoh dulu.

Kapan Harus Pakai Zero-Shot Prompting?

Teknik ini cocok buat pertanyaan umum, cek fakta, atau tugas yang nggak butuh konteks khusus. Kalau kamu butuh definisi, ringkasan, atau jawaban standar, zero-shot prompting bisa jadi pilihan paling cepat.

Tapi, karena AI cuma ngandelin data yang udah ada, kadang jawabannya bisa kurang spesifik atau bahkan kurang akurat. Kalau kamu butuh respons dengan gaya tertentu atau format yang jelas, zero-shot prompting aja nggak cukup..

One-Shot Prompting: Kasih Satu Contoh, Hasilnya Lebih Sesuai

One-shot prompting lebih canggih karena kita kasih satu contoh sebelum minta AI buat jawab. Ibarat ngajarin seseorang dengan satu kali contoh sebelum dia mulai kerja. Contohnya, kalau kamu mau AI nulis deskripsi produk, kamu bisa kasih contoh dulu:

Prompt:
"Ini contoh deskripsi produk: ‘Botol stainless steel ini bisa menjaga suhu minuman panas atau dingin selama berjam-jam. Tahan lama dan ramah lingkungan, cocok buat traveler.’ Sekarang, buat deskripsi yang mirip untuk sikat gigi bambu."

Dengan satu contoh ini, AI jadi lebih ngerti gaya, tone, dan format yang kamu harapkan, jadi hasilnya lebih sesuai sama keinginanmu.

Kapan Harus Pakai One-Shot Prompting?

Teknik ini cocok kalau kamu mau AI ngikutin gaya tulisan atau format tertentu. Biasanya dipakai buat bikin konten pendek, balasan customer service, atau teks yang perlu struktur yang jelas.

Tapi, kalau tugasnya lebih rumit, satu contoh aja mungkin masih kurang buat bikin AI bener-bener ngerti konteks yang kamu mau.

Few-Shot Prompting: Cara Terbaik Biar AI Paham Maksimal

Few-shot prompting adalah level paling tinggi dalam teknik prompting. Kita kasih beberapa contoh sebelum minta AI buat jawab, supaya dia bisa ngerti pola, gaya, dan konteks dengan lebih baik. Misalnya, kalau kamu butuh AI buat nulis deskripsi produk yang berkualitas tinggi, kamu bisa kasih beberapa contoh kayak gini:

Prompt:
*"Ini beberapa contoh deskripsi produk:

  • ‘Tas tote dari katun organik ini stylish dan tahan lama, jadi pilihan ramah lingkungan pengganti plastik.’
  • ‘Mug stainless steel ini bisa menjaga kopi tetap panas selama berjam-jam, cocok buat profesional yang sibuk.’
    Sekarang, buat deskripsi yang mirip untuk sikat gigi bambu."*

Dengan melihat beberapa contoh, AI bisa menemukan pola dan menghasilkan jawaban yang lebih rapi, akurat, dan sesuai sama permintaan kamu.

Kenapa Few-Shot Prompting Lebih Bagus?

Few-shot prompting cocok banget buat bikin konten kompleks, respons yang terstruktur, dan tugas teknis yang detail. Misalnya, kalau kamu lagi nyusun laporan penting, bikin dokumen hukum, atau ngerancang strategi marketing, kasih beberapa contoh ke AI bisa bikin hasilnya lebih nyambung, akurat, dan sesuai sama kebutuhan. outputs.

Teknik ini juga bantu ngurangin kesalahan dan bikin AI lebih pinter dalam memahami konteks. Tapi, ada satu tantangan— butuh effort lebih buat nyiapin contoh-contohnya, jadi sedikit lebih makan waktu dibanding zero-shot atau one-shot prompting.

Perbandingan Ketiga Teknik Prompting

Biar lebih gampang dipahami, berikut perbandingan tiga teknik prompting ini:

Prompting TypeKelebihanKekuranganCocok Untuk
Zero-ShotCepat, nggak perlu contoh.Jawaban bisa kurang akurat.Pertanyaan umum, cek fakta, tugas simpel.
One-ShotBantu AI lebih paham format.Masih bisa kurang detail.Konten pendek, customer service, teks terstruktur.
Few-ShotHasil paling rapi & akurat.Butuh waktu buat nyiapin contoh.Artikel panjang, teks teknis, tugas kompleks.

Tiap metode punya keunggulan masing-masing, jadi pemilihan tergantung dari kompleksitas tugas dan seberapa presisi yang dibutuhkan.

Bagaimana Teknik Prompting Ini Digunakan di Dunia Nyata?

Perbedaan antara zero-shot, one-shot, dan few-shot prompting makin jelas kalau kita lihat contoh penggunaannya di dunia nyata.

Misalnya, dalam otomatisasi customer service, zero-shot bisa dipakai buat menjawab pertanyaan umum, tapi buat menangani pertanyaan lebih spesifik dan personal, few-shot prompting bakal lebih efektif. Do content marketing, zero-shot bisa dipakai buat nyari ide blog, one-shot buat nulis intro, dan few-shot buat bikin artikel lengkap dengan gaya yang konsisten.

Buat coding, zero-shot bisa bantu ngasih solusi dasar, tapi buat tugas yang lebih teknis dan spesifik, few-shot bakal kasih hasil yang lebih akurat.

Jadi, semakin baik kita menyusun prompt, semakin bagus pula output yang dihasilkan AI.

Kesimpulan: Mana yang Harus Kamu Gunakan?

Memahami zero-shot, one-shot, and few-shot prompting bisa bantu kamu mengoptimalkan penggunaan AI. Kalau tugasnya simpel, zero-shot bisa jadi pilihan. Kalau kamu butuh AI ngikutin gaya tertentu, one-shot lebih cocok. Tapi kalau akurasi dan kualitas adalah prioritas utama, few-shot adalah pilihan terbaik.

Di Noethera Studio, kita bisa bantu kamu pakai AI buat bikin konten berkualitas dan optimasi SEO yang maksimal. Mau tahu lebih lanjut gimana AI bisa bantu bisnis kamu?

Need assistance with AI-generated content? Let’s talk!