- Viral ≠ Berkelanjutan
Banyak tenant Blok M membangun popularitas lewat TikTok dan Instagram. Video viral memang menghadirkan antrean panjang pembeli, tetapi ketika sewa melonjak empat kali lipat, popularitas saja tidak cukup menyelamatkan. Artinya, exposure di media sosial penting, namun tidak bisa menjadi satu-satunya fondasi bisnis. Keberlanjutan datang dari perencanaan keuangan dan manajemen risiko. - Kontrak Bukan Formalitas
Beberapa tenant mengaku perjanjian sewa mereka bersifat jangka pendek dan samar. Tanpa klausul yang jelas soal perpanjangan atau kenaikan harga, mereka tidak punya perlindungan saat pemilik menaikkan tarif. Pemilik usaha harus melihat kontrak sebagai perisai, bukan sekadar dokumen. Setiap klausul—masa perpanjangan, penyesuaian biaya, hingga sanksi—harus dinegosiasikan dan dicatat. - Ketergantungan pada Lokasi Itu Berbahaya
Blok M memang ramai, tetapi mengandalkan satu lokasi menimbulkan ketergantungan berisiko. Saat syarat berubah, tenant tidak punya rencana cadangan. Strategi cerdas adalah menyebar risiko: punya beberapa kanal penjualan, pop-up store, layanan online, atau bahkan ruang usaha sendiri.
Singkatnya, kasus Blok M mengingatkan kita bahwa bisnis sukses tidak hanya butuh hype. Ia butuh kontrak yang kuat, ketahanan finansial, dan kanal yang beragam. Pengusaha yang memegang pelajaran ini akan lebih cepat beradaptasi di pasar yang tidak pasti.
- Diversifikasi Kanal Penjualan
Mengandalkan hanya pada traffic pengunjung di satu lokasi sangat berisiko. Pemilik usaha sebaiknya mengeksplorasi berbagai kanal: aplikasi pesan-antar online, e-commerce, pop-up store, atau kolaborasi dengan bisnis lokal lain. Memiliki lebih dari satu sumber pendapatan membantu menyebar risiko dan memastikan kelangsungan usaha meski satu kanal terganggu. - Negosiasi Kontrak yang Lebih Kuat
Jangan remehkan kekuatan perjanjian yang jelas. Pemilik usaha harus menuntut transparansi dari pemilik gedung maupun pemasok. Kontrak idealnya mencakup detail tentang penyesuaian harga sewa, masa perpanjangan, serta penalti jika ada pemutusan sepihak. Walau terasa sulit dinegosiasikan, langkah ini bisa mencegah kejutan yang merugikan di kemudian hari. - Siapkan Dana Cadangan
Biaya tak terduga lebih mudah dihadapi jika sudah dipersiapkan. Menyisihkan sebagian keuntungan sebagai dana darurat membantu bisnis bertahan menghadapi lonjakan sewa atau gangguan rantai pasok. Bahkan buffer kecil sekalipun bisa memberi rasa aman dan daya tawar lebih kuat.
Singkatnya, kenaikan biaya akan selalu menjadi bagian dari dunia usaha. Namun dengan diversifikasi kanal, kontrak yang jelas, dan dana cadangan, pelaku usaha dapat mengubah risiko menjadi tantangan yang bisa dikelola—bukan penghalang pertumbuhan.