Daftar Isi
- Risiko: Saat Komunikasi Gagal, Reputasi Jatuh
- 6 Hal Digital yang Harus Disiapkan Setiap Brand Lokal
- Studi Kasus: Brand yang Tetap Tangguh di Tengah Krisis Sosial
- Hal yang Harus Dihindari Saat Krisis Sosial (dan Bagaimana Brand Bisa Tetap Jelas dan Tangguh)
- Jadilah Brand yang Tetap Hadir, Bahkan Saat Situasi Sulit
- Pertama, aktifkan sistem auto-reply di kanal komunikasi utama — terutama WhatsApp dan Instagram. Ketika tim kamu tidak bisa membalas secara real-time, pesan otomatis akan membantu pelanggan merasa tetap diperhatikan. Jawaban otomatis yang hangat dan empatik bisa memberi rasa tenang di tengah situasi yang tidak pasti. Pelanggan tahu kamu masih hadir, walau tidak selalu online 24 jam.
- Kedua, perbarui status operasional brand di semua platform publik yang kamu gunakan. Mulai dari website, bio Instagram, story highlight, Google Business Profile, hingga email signature. Jika toko tutup sementara atau jam operasional berubah, sampaikan dengan jelas. Jangan biarkan pelanggan menebak-nebak. Informasi yang transparan menciptakan kejelasan — dan kejelasan membangun kepercayaan.
- Ketiga, evaluasi dan sesuaikan iklan digital kamu. Di saat krisis, perilaku audiens bisa berubah drastis. Iklan yang biasa kamu tayangkan bisa jadi tidak efektif atau bahkan terdengar tidak peka. Pertimbangkan untuk mengganti teks iklan, target lokasi, atau alokasi budget. Dalam beberapa kasus, lebih baik menghentikan sementara kampanye berbayar dan fokus pada komunikasi organik.
- Keempat, siapkan template konten yang bernada empatik. Ini bukan pesan jualan, tapi update ringan dan manusiawi seperti: “Kami masih di sini. Kami peduli. Kami akan terus memberi kabar.” Template ini bisa digunakan di post, story, email, dan DM. Dengan template siap pakai, kamu bisa menghindari komunikasi yang terburu-buru dan terasa kaku atau tidak tepat.
- Kelima, bangun dasbor ringan untuk koordinasi internal tim. Gunakan tools sederhana seperti Notion, Google Sheet, atau Slack channel untuk mencatat siapa yang standby, layanan apa yang dihentikan sementara, dan update real-time lainnya. Satu sumber informasi yang rapi bisa mencegah miskomunikasi di tim.
- Terakhir, pastikan tim kamu bisa tetap berkoordinasi secara jarak jauh. Gunakan folder cloud, kalender bersama, dan sistem check-in harian yang simpel. Ini penting jika sebagian tim tidak bisa datang ke kantor atau bekerja dari lokasi yang berbeda. Koordinasi yang cepat = respon yang cepat ke pelanggan.
Semua langkah ini tidak membutuhkan biaya besar atau skill teknis tinggi. Yang dibutuhkan hanyalah niat, persiapan, dan kejelasan arah. Semakin kamu proaktif sekarang, semakin sedikit kamu perlu reaktif nanti. Di bagian selanjutnya, kita akan lihat contoh nyata brand yang berhasil tetap tangguh di tengah krisis sosial — dan pelajaran apa yang bisa kita ambil dari mereka.